Sunday, October 26, 2008

Kenangan dan Satu Malam di Pasarcidu

Terbuat dari apakah itu Kenangan? Mengapa ia menyerbu dan menyiksaku; saat aku yakin telah membunuhnya dan menguburnya dalam-dalam. Terbuat dari apakah ia? Mengapa ia ternyata tak bisa begitu saja hilang saat telah kuputuskan semuanya sudah selesai.

Aku sadar, “terus berjalan” ternyata tak cukup untuk melupakan semua yang tentram tersimpan di masa silam. Juga labirin yang memerangkap itu ternyata tak musnah meski kuyakin telah kubakar dengan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja setelah kita “tetap bernafas” dan ini tak lebih dari sekedar merayakan hidup yang sebentar.

Dini hari, sebelumnya bermula dari secangkir kopi yang lezat*, lalu insomniaku pun kembali meraja, Aku dan Aku lainnya serasa berebut tubuhku untuk Tidur atau Jaga. Kelelahan, pola siklus harian tubuh dan redup cahaya sudah hampir membuat tubuh kurusku lelap dan hilang ke pusaran mimpi.. Namun tak butuh waktu lama Kenangan, Cemas dan semua balatentaranya membuatku kembali terjaga. Mendera dan meliputiku dalam jalinan ingatan yang entah bermula dan berujung dimana-kemana.

Aku terjaga, dan meski tenggorokanku sudah protes, kupikir hanya Philip** dan asapnya yang bisa menemaniku.

Dari teras kamarku akupun tersadar, kalau lansekap atap-atap rumah di sekitar Pasarcidu ternyata membentuk topografi yang cukup cantik. Rumah-rumah yang tumbuh berdempetan,juga atap-atap bangunan dari ruko-ruko orang tionghoa, tiang listrik dengan kabel listrik yang berjejalin rapat-rumit, dan cakrawala dilingkupi kapas awan dan sebaris awan panjang di langit timur..Lampu jalan seperti Kekunang yang diam, terperangkap dalam gerimis yang jatuh satu-satu.

Rumah yang serupa bukit-bukit kecil di padang kota yang luas, melindungi mereka semua yang lelap dan tentram. Adakah di antara mereka yang mungkin saja terbangun karena didera Kenangan. Tapi tak ada yang terjaga di puncak “rumah entah disana” di kejauhan. Hanya gerimis dan lampu jalan.

Terbuat dari apakah Kenangan sebenarnya? Dimanakah ia sebenarnya tersimpan, dan menunggu sebelum menyergap kita? Ah, Kenangan.. Sudah pagi. Selamat Tidur, sampai bertemu di malam entah kapan. Kau pasti sulit datang saat Ramai Hari sudah datang.

*aku selalu menyukai Kafein di bagian ini sebenarnya; selalu membuat mata dan otakku menyala lebih baik. Tapi tidak kusadari kalau sekuat ini, saat berkumpul kembali dengan 3 orang kawan yang akrab di waktu kuliah dulu dan kami memutuskan minum kopi di tempat kami dulu pernah sering bertemu dan menyebutnya dengan istilah “ngantor”. Dan meski tak kubilang semuanya mudah, tapi aku selalu takjub dengan perkawanan kami berempat.

**Rokok buatan Philip Morris Indonesia, Jakarta, dengan merk dagang Marlboro, Kemasan Flip Top Box, isi 20 Batang, Dengan Tulisan besar “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”. Ada juga Tulisan tentang kandungan Tar dan Nikotin yang tak kupahami seperti apa bentuknya.

No comments: