Monday, August 25, 2008

selepas perkawinan seorang kawan di benteng rotterdam

::bz

musik mengalun. mengalir dalam angin yang menyisir dinding-dinding batu yang tegak mengelilingi kita. di bawah sorot lampu kekuningan yang menyepuh setiap wajah serupa emas agar tampak bahagia, aku serasa membaca gurat cemas di dalam matamu, kawanku.

apa yang hendak kau katakan? apa yang kau takutkan? kau khawatir pada usia kita yang terus menetes habis seperti dalam jam pasir? jika hidup rasanya tak berpihak pada pejalan-pejalan seperti kita, apakah kita harus menyalahkan hidup yang fana ini? bukankah kita hanya berebut mengecap yang nisbi?

kawanku, aku tak menyangkal kalau aku kadang bertanya; di dada siapakah bagian rusukku yang lain tertanam, tetapi janganlah terlalu cemas. perempuan itu masih dipingit Tuhan untukmu, dan mungkin juga untukku.

kawanku, setelah malam yang berangin ini, percayalah pada pemilik semesta ini. juga Ia yang memiliki setiap rahasia kita.

ps: v, maafkan, mengapa kau berada di sana; dan anakan rambut di dahimu membutku tertegun..

Friday, August 15, 2008


tabik...

menemukan sajak lama, di timbunan inbox. 14 juli 2006, tapi rasanya sebangun dengan semua yang kualami belakangan ini. maafkan bukan merayakan sakit ini; sekedar membetahkan diri dengan semuanya. --atau mungkin juga aku takut ini hilang entah kemana, padahal berkali-kali saya mencoba menulis sajak kembali, tapi tetap saja betapa sulit mendapatkan lagi kutukan sajak...

dingin terasa tajam, menelusup dalam tulang.
langit putih bersih. bintang kerlip, serupa kedip lilin di kejauhan.
bulan kuning bundar sempurna. angin terasa riuh bertiup tetapi malam terasa
kuncup.

lalu kukenang bundar matamu yang sering berkerjap kekanakan. lurus.
diam dengan senyum yang tertahan mengembang seperti menunggu semesta pecah.

serasa debar. ketika tahu, kau bisa saja lenyap; ketika musim beranjak dan
mungkin saja waktu merentang jarak.
akan kugapaikan tangan kemana, jika saja kau gaib dalam angin.

mungkin memang selalu ada saat; ketika dalam ombak, kita lelah bersikukuh, dan
memutuskan hanyut dalam arus laut.
dan kita tak bisa menampik waktu yang tiba.

serasa hujan dalam hatiku. jarum-jarum dingin terasa kian runcing.

Thursday, August 14, 2008

::

melihatmu menjalani hidup dengan lebih berwarna; membuatku berpikir, jalan ini sepertinya lebih baik buatmu. meski berkali kau coba menampik; kalau selalu ada jalan buat kita berdua; rasanya tak mungkin.

dan jika ini berat dan perih buatku, apalagi yang bisa kulakukan? aku merasa tak punya pilihan lain... saya hanya berharap "lupa" bisa membantuku sedikit mengurangi sakit..

kucing garong

pagi tadi ditubruk sedih. melintas di depan balaikota makassar, melihat ratusan siswa, sebagian besar berseragam pramuka lengkap dengan tongkat kayu panjang. mereka sedang berjingkrak-jingkrak mengikuti irama dangdut bergaya housemusic "kucing garong"... ah, kalau saja guru dan pembina mereka faham kalau lagu itu sebenarnya bicara tentang perilaku yang mesum...
ah, betapa menyedihkan melihat pendidik dan pemerintah yang tidak mengerti pembentukan karakter anak didik mereka... aku merasa sedih, maafkan.