"sebuah tempat sebagai tepi dari semuanya. sebuah tempat pulang, menemukan diriku sendiri yang kutinggalkan.."
Tuesday, March 03, 2009
Lampu dan Ketelanjangan Kami
Sebuah petang, di pasarcidu, aku tiba-tiba dilanda rasa yang janggal. seperti rasa terkepung. seakan terjebak pada sesuatu. tersudut. perasaan telanjang dan tak berdaya. aku diam dan menyadari kalau di simpang 3 tengah pasarcidu, ada lagi sebuah benda aneh yang menggantung lekat di tiang. sebuah lampu jalan. lampu pijar neon. pijarnya putih angkuh melayang. seseorang entah siapa memasangnya beberapa hari yang lalu, tepat di tangkai sisa lampu merkuri sebelumnya.
Dan sudah beberapa malam, anak-anak dan sebagian penghuni pasarcidu di sekitar simpang 3 tengah, ramai berkumpul di bawah lampu itu. berbincang. lebih ramai dari sebelumnya. seperti berdiang mencari hangat harapan. sebelum mereka sadar, betapa pijar lampu akan kembali menyadarkan mereka semua kenyataan yang mengitari mereka setiap hari. menyadarkan sudut-sudut yang semula disembunyikan bayangan, disembunyikan malam. lalu lampu itu kembali mengasingkan mereka. mengasingkan kami.
Dan lampu itu kini betul-betul menelajangi bentangan tenda-tenda tempat penjual mengais rezeki di pagi hari. menelanjangi amis genangan air yang terus menggenangi jalan, seperti mata air abadi. menelanjangi meja-meja kayu berbau ikan yang ditumpuk sekenanya. menelanjangi setiap tikus yang mengendap-endap. juga menelajangi hati kami yang telah terluka sekian kali. menelanjangi pasarcidu.
seperti lampu merkuri lainnya, lampu itu tegak mencoba mengalahkan malam.
mengalahkan pekat yang meraja. mengungkap relung tempat gelap rahasia mendekam. ah, semoga malam kembali menang dan menyelimuti kami dalam bayangnya. agar hati yang luka ini kembali tenteram bersemayam...
(katanya dibiayai oleh seseorang yang hendak mengais suara pemilih dalam pemilu mendatang. katanya agar orang-orang di pasarcidu yakin kalau mereka bisa menyandarkan harapan selama 5 tahun yang mengecewakan ke depan, makanya ia memasang lampu di sudut jalan yang gelap itu. seolah ia pembawa pelita yang akan memnadu setiap yang sesat ke jalan yang benderang.. ah, bangsat!!!)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
broo..rangkali si caleg itu berpikir, dengan satu dua buah lampu...sudah bisa menerangi hati orang-orang di pasar...hehe...
Post a Comment