Dua kali memasuki Kota Bogor, saat kedatangan Bush; seperti melihat kenyataan kalau negeri ini memang memilukan.
Menjelang kedatangan presiden yang senang perang itu, ratusan tentara berseragan loreng menyebar mengelilingi kebun raya. Siaga mengokang senjata. Juga ratusan orang berseragam lainnya parker di sekitar persimpangan jalan yang sebelumnya sudah diblokir dengan kawat duri.
Warga Kota Hujan, yang biasanya tenang, dipaksa untuk berhenti melangsungkan kehidupan kota yang biasanya semarak dengan asinan, talas, dan hari yang semarak. Selama 2 hari kehidupan warga berhenti, meski biaya penyambutan yang dirogoh Pemerintah RI 6 miliar, namun kerugian ditaksir hampir mencapai 100 miliar rupiah, ditambah biaya yang tak terhitung lainnya.
Meski hampir diseluruh negeri, presiden yang dengan pandir mengaku mengemban titah tuhannya ini untuk meneruskan perang, disambut aksi protes, toh ia datang melenggang, dan ia disambut seperti messiah yang membawa peta jalan terang.
Dan dengan hati yang perih, mungkin inilah negeriku.
No comments:
Post a Comment