Tuesday, September 13, 2005

menjadi kebal. menjadi bebal

Setelah beberapa lama berada di pekerjaan ini; serasa ada sesuatu yang berubah dalam diriku.
Berada di tengah bentrokan yang bergerak riuh dan mengancam.
Berada di depan orang yang menangis setelah rumahnya dibongkar para petugas bersepatu lars.
Menyaksi ibu yang meratap kehilangan anaknya setelah gubuknya dilalap api.
Mencium bau mayat. Menghirup bau tubuh yang baru saja terbakar..
Melihat wajah yang remuk dan amis darah yang berhamburan.
Mendengar riuh sirene yang berkejaran.

Berada di tempat yang terus bergerak; mengapa aku serasa kehilangan peka. Menjadi kebal. Menjadi bebal.

“Kita tak bisa terlibat; kita harus bekerja tanpa emosi..,” kata seorang kawan.

Tapi siapa yang menahan airmata dan rasa yang tiba-tiba saja menyesak melihat langsung semuanya, demikian dekat.