Dari Pintu II Universitas Hasanuddin, menunggu penggusuran pedagang yang menjual di sisi jalan masuk kampus..Aku harus menulis reportase untuk stasiun TV tempatku bekerja.
Massa sudah memasang barikade dari ban-ban bekas, meja dan bentangan spanduk. Mahasiswa yang turut bersama massa pedagang kaki lima, sudah berorasi dengan suara yang serak dan wajah merah padam. Di jalanan, batu-batu sudah diserak, mungkin persiapan amunisi untuk menghalau para penggusur.. wartawan, menunggu. Di seberang jarak lainnya, Satpam Unhas sementara siaga.
Aku menunggu, sambil termenung; "bagaimana mempersepsi kenyataan ini?"
Seorang ibu, kemudian mengambil megafon dan berteriak--dengan logat makassar yang kental, "aku tak mau digusur!!!!!!" "Saya seorang Janda, entah di mana lagi bisa cari makan, kalau tempat ini digusur..."
"Masak, hanya karena akan dibuat taman bunga, kita semua mau digusur? lebih penting bunga-bunga, dibanding manusia?"
Aku terhenyak.
entahlah, dalam pembangunan ini, mungkin taman kota-yang terawat rapi, lebih penting dari miskin yang sementara mengais hidup di tempat yang semrawut...
No comments:
Post a Comment