"Hidup adalah soal Keberanian,
menghadapi yang tanda tanya.
Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar.
Terimalah dan Hadapilah"
Soe Hok Gie
Jakarta, 19 Juli 1966
"sebuah tempat sebagai tepi dari semuanya. sebuah tempat pulang, menemukan diriku sendiri yang kutinggalkan.."
Wednesday, July 09, 2008
Negeri Bahagia
Dari Kompas.Com: Rabu, 2 Juli 2008 | 03:00 WIB
Denmark, Negara Paling Bahagia di Dunia
Washington, Selasa - Denmark, dengan demokrasi, kesetaraan sosial, dan atmosfer damai, merupakan negara yang paling bahagia di dunia, menurut para peneliti hari Senin (30/6).
Zimbabwe, yang terkoyak oleh perselisihan politik dan sosial, merupakan negara yang paling kurang bahagia, sedangkan negara terkaya di dunia, Amerika Serikat, menduduki urutan ke-16.
Secara keseluruhan, dunia semakin bahagia, menurut World Values Survey—survei yang didanai oleh Pemerintah AS dan dilakukan secara reguler oleh jaringan ilmuwan sosial global.
Survei itu menemukan meningkatnya kebahagiaan dari tahun 1980 hingga 2007 di 45 dari 52 negara yang dianalisis.
”Saya menduga keras bahwa ada korelasi kuat antara perdamaian dan kebahagiaan,” kata Ronald Inglehart, ahli ilmu politik pada Lembaga Riset Sosial Universitas Michigan, yang memimpin kajian itu. Menurut Inglehart, ada korelasi kuat antara kebahagiaan dan demokrasi.
”Denmark merupakan negara yang paling bahagia di dunia,” kata Inglehart dalam pernyataan audio yang dikeluarkan National Science Foundation. ”Denmark bukan negara paling kaya di dunia, tetapi makmur,” katanya.
Puerto Riko dan Kolombia juga berada di urutan atas, bersama dengan Irlandia Utara, Eslandia, Swiss, Irlandia, Belanda, Kanada, dan Swedia.
Dua pertanyaan
”Walau bukan negara paling bahagia di dunia, dari perspektif global, posisi AS cukup baik,” kata Inglehart. ”Negara itu tak hanya makmur, tapi juga berada di urutan atas dalam kesetaraan jender, toleransi etnis dan keragaman sosial, dan memiliki tingkat kebebasan politik yang tinggi.”
Survei itu, yang pertama kali diadakan tahun 1981 dan yang kali ini melibatkan 350.000 responden, dilakukan dengan hanya dua pertanyaan sederhana: ”Mempertimbangkan semua hal bersama, apakah Anda merasa sangat bahagia, cukup bahagia, tidak terlalu bahagia, sama sekali tidak bahagia?” Dan, ”Mempertimbangkan semua hal, bagaimana Anda menilai hidup Anda secara keseluruhan sekarang ini?”
”Determinan terpenting kebahagiaan adalah sejauh mana orang punya pilihan bebas dalam menjalani hidup mereka,” kata Inglehart. (Reuters/DI)
Ah, ada juga peringkatan tentang kebahagiaan ya? Kalau itu, soal berapa banyak pilihan yang tersedia; di negeri tercinta ini, seberapa banyak pilihan yang kita punya? Negeri Bahagia, swarga dipa...
Bukankah kita tak pernah bisa memilih tanah tempat terlahir? Tanah air, bisakah kita hidup di dalamnya, tanpa harus mencintainya? Agar tak ada luka, agar tak ada kecewa? Tapi toh, kita fana. Dan kita hanya berebut semua yang nisbi..
Subscribe to:
Posts (Atom)